By Be Samyono
Kim Clijsters, nama yang cukup sulit untuk dituliskan namun cukup familier untuk di ingat. Terlebih bagi penggemar tennis. Sebuah nama yang tengah menorehkan catatan fenomenal di ajang US Open 2009 ini. Betapa tidak. Setelah absen dari dunia tenis lebih dari 2 tahun (Mei 2007), Kim berhasil menjejak babak semifinal turnamen akbar ini meski harus merangkak dari babak kualifikasi dengan fasilitas wildcard. Beberapa pihak memaklumi prestasi fenomenal ini, mengingat Kim merupakan pemegang 3 kali juara grandslam dan pemain nomer satu dunia tahun 2003 dan 2006, namun bagaimanapun bila ditengok selama ini tak ada pemain wildcard terlebih pemain yang telah break sekian lama untuk menjadi ibu, bisa melakukan apa yang Kim peroleh disini. Jelas ini sungguh luar biasa! Setidaknya sayalah yang cukup mengagumi dan salut atas prestasi ini.
Comeback, selalu menjadi hal yang sulit bagi siapapun. Termasuk juga bagi Kim. Setidaknya guna membuktikan bahwa kembalinya kita bisa menorehkan prestasi lebih atau setidaknya menyamai prestasi sebelumnya. Karena mau tidak mau inilah tolok ukur di mana orang bisa mengingat apa yang pernah kita capai. Sepertinya saya harus berkaca pada Kim merujuk kata comeback yang belakangan ini juga tengah saya lakukan. Meski dalam dunia dan kondisi yang berbeda namun jelas comeback ini mempunyai cerita yang sama-sama menarik.
Comeback saya merujuk pada aktifitas Blog saya. Hampir setahun saya menelantarkannya bahkan tak lagi menengoknya. Tidak saja tangan saya sudah kaku untuk menuliskan beragam pemikiran tapi otak sayapun sudah cukup beku untuk merangkai apa yang ingin saya tuliskan. kata-kata “nanti saja” menjadi kata tunda yang tak ter “date-line”. Mungkin kesamaan saya dengan Kim ada disini, sama-sama menghadapi masalah internal dengan diri sendiri untuk mengembalikan performa pada tingkatan mula sebelum semua ini ditinggalkan. Dan saya yakin, seperti yang Kim lakukan. Bila saya kembali mengasah kemampuan saya yakin performa menulis saya akan kembali tajam. Ini hal yang layak dan lumrah. hal yang bisa saya kendalikan.
Kesulitan justru akan terhadapi saat saya berhadapan dengan Faktor ekternal yang salah satu diantaranya adalah Networking. Kekuatan blogging ada di blogwalking, karena dengan blogwalkinglah network bisa dirajut. Shout, komen menjadi roh bagi keakraban dan pertemanan. Apa jadinya bila aktifitas itupun sudah tak saya jamah. Dapat di tebak blog sayapun kembali sepi. Ditambah dengan banyaknya rekan-rekan dinetwork saya yang tidak aktif, makin membuat daftar panjang tenggelamnya awareness terhadap blog saya. Dan parahnya ini salah satu faktor yang tidak bisa saya kendalikan. Beruntung Kim mempunyai faktor ekternal yang sangat mendukung comebacknya hingga tidak mengalami keparahan seperti yang saya alami. Dimana dalam kondisi ini saya kembali menjadi Newbie. kembali mengais pertemanan dan mencari komunitas tempat bisa bersama membuahkan ekspresi.
Bila di reka-reka menggunakan SWOT analysis mestinya terlihat hambatan eksternal saya lebih besar daripada Internal. Namun bila dilihat lebih detail faktor eksternal yang saya punyai bukanlah murni sebuah hambatan namun lebih tepat disebut opportunity yang belum saya kelola. Masih ada harapan untuk bisa kembali eksis dan menyematkan dengan bangga kata “blogger” di dada saya. Pun sebenarnya bila nantinya blog saya tidak ada network sebenarnya bukanlah kegagalan yang saya peroleh. Karena dari awal bukanlah menjadi “famous’ yang ingin saya capai dalam dunia blog melainkan membelajarkan diri untuk bisa bersikap konsisten utamanya dalam hal menulis.
Sungguh jelas, apapun tolok ukur yang dipatok orang ternyata tolok ukur yang di kita tetapkan sendiri mempunyai daya motivasi lebih dari sekedar ekspektasi yang orang awam harapkan. Jadi rasanya tak perlu takut menjadi Newbie, takutlah bila tujuan pribadi saya yang justru tak bisa saya penuhi!