By Besamyono [07092020-17.09]
[………] Lanjutan
PEMBAHASAN
Pemerintah sendiri melalui Kementerian Pendidikan Nasional berupaya mendorong tumbuhnya intensi berwirausaha ini utamanya pada tingkat pendidikan tinggi. Strategi ini sangat tepat mengingat perguruan tinggi dipandang mampu berperan dalam aspek ekonomi bangsa. Dan strategi ini tertuang dalam situs Dikti dimana dikatakan bahwa Perguruan Tinggi merupakan bagian dari garda depan mediator dan fasilitator dalam membangun generasi muda negeri berkewajiban untuk memberikan pengajaran, pendidikan, pelatihan dan dan motifasi kepada mahasiswanya. Hasil akhir yang ingin dicapai tentunya adalah terciptanya generasi muda yang kreatif, inovatif, cerdas, mandiri dan mampu membangun berbagai peluang kerja (usaha). Dengan demikian menjadi kewajiban bagi semua perguruan tinggi untuk mengubah strategi kebijakan-kebijakan perguruan tingginya. Memberikan perubahan dari kebijakan high Learning university and Research University menjadi Entrepreneurial University atau setidaknya memberikan keseimbangan terhadap kedua arah kebijakan tersebut.
Ternyata bila ditelaah beberapa perguruan tinggi di Indonesia mempunyai issue yang sama mengenai permasalahan pengembangan pendidikan kewirausahaannya. Dari berbagai penelitian dan jurnal tergambar bahwa budaya pendidikan di Indonesia terlihat kurang memadai dan kurang mampu mendukung pengembangan jiwa kewirausahaan siswanya sehingga dampak yang terjadi adalah pengembangan daya kreativitas generasi muda menjadi terhambat. Hal ini juga dinyatakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional dimana terlihat bahwa pertumbuhan karakter dan perilaku wirausaha mahasiswa kurang menjadi fokus bagi pendidik yang ada. Malah sebaliknya orientasi yang ada hanya sekedar menyiapkan tenaga kerja/karyawan yang ada. Padahal kesuksesan proses pendidikan dan luarannya merupakan tolok ukur keberhasilan pendidikan kewirausahaan di Indonesia.
Bagaimana mengenai penerapan pendidikan kewirausahaan pada universitas Islam swasta Di Indonesia. Kita lihat pada Pangkalan Data DIKTI (PDDIKTI), tercatat terdapat 52 Perguruan tinggi berbentuk universitas yang berada pada binaan LL Dikti wilayah III atau dulu lebih dikenal dengan Kopertis Wilayah III yang menaungi wilayah Jakarta. Diantaranya 52 Universitas yang ada terdapat tujuh universitas yang merupakan universitas berbasiskan Islam dimana universitas swasta ini mengintegrasikan dan menginterkoneksikan antara keilmuan agama dan disiplin ilmu yang dipelajarinya. Terdata terdapat hanya 5 universitas Islam swasta dengan Akreditasi A dan B. Bila di cermati ternyata hanya ada dua universitas Islam swasta yang mempunyai perhatian khusus mengenai kewirausahaan dengan membuka konsentrasi khusus kewirausahaan.
Lalu apakah pendidikan kewirausahaan pada universitas Islam swasta tersebut telah secara efektif mampu menumbuhkan intensi akan kewirausahaan? Ternyata jawabannya tidak!. Dari penelitian mengenai hal tersebut didapati bahwa bahwa pendidikan kewirausahaan tidak mempengaruhi Intensi Kewirausahaan mahasiswanya. Ini cukup mengejutkan. Didapati bahwa intensi kewirausahaan pada mahasiswa tersebut cukup kuat dalam kesungguhan memikirkan konsep bisnis yang akan mereka jalankan namun kesungguhan memikirkan konsep ini tidak dibarengi dengan satu keinginan yang kuat menjadi wirausaha utamanya untuk mempunyai usaha sendiri.
Ditilik dari kurikulum kewirausahaan yang diberikan, metodologi pengajaran yang diterapkan, kegiatan penunjang kewirausahaan serta dukungan universitas terhadap pengembangan kewirausahaan universitas islam swasta tersebut terlihat bahwa mereka masih belum mampu menumbuhkan intensi kewirausahaan mahasiswanya. Para mahasiswa mempunyai respon positif akan kegiatan penunjang kewirausahaan yang berupa kompetisi kewirausahaan yang biasa diadakan oleh universitas yang dirasa mampu untuk meningkatkan daya saing dan sumber permodalan. Namun mereka mengkritisi kurangnya dukungan universitas utamanya terhadap fasilitas kewirausahaan dan dukungan adanya mitra luar untuk pengembangan kewirausahaan di dalam kampus.
Pendidikan kewirausahan yang diberikan sebenarnya sudah mampu untuk meningkatkan tumbuhnya sikap positif mereka dalam memandang kewirausahaan serta kepercayaan diri untuk mampu menerapkan hasil pembelajaran yang ada. Namun kendala yang mereka hadapi adalah adanya ketidak pastian akan hasil/pendapatan suatu bisnis memberikan kontribusi negatif terhadap sikap mereka. Disamping itu merekapun berkurang kepercayaan dirinya bila berhadapan dengan resiko yang terjadi pada bisnis terutama bila harus bangkit dari kegagalan dalam menjalankan bisnis.
Membedah kurikulum pendidikan kewirausahaan yang diterapkan di universitas islam swata tersebut didapati bahwa penitik beratan pada pemberian materi hard skill kepada mahasiswa dibandingkan dengan materi soft skill bisa jadi adalah kunci permasalahan yang harus dibenahi. Materi hard skil yang diberikan berhasil meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa terutama dalam menguasai ilmu manajerial dan kewirausahaan namun hal ini tidak cukup. Mahasiswa perlu mendapatkan motivasi dan pembekalan manajemen yang bersifat soft skill untuk mampu lebih bersikap positif dan percaya diri menjalankan bisnis di masa depan. Mengingat sikap positif dalam memandang kewirausahaan ini merupakan kunci meningkatnya intensi kewirausahaan di kalangan mahasiswa universitas islam ini.
KESIMPULAN
Pendidikan kewirausahaan ini bisa dikatakan berlangsung secara efektif bila mendapatkan dukungan oleh sejumlah aspek, baik itu merupakan aspek internal ataupun aspek eksternal yang ada di perguruan tinggi. Sorotan pada aspek internal, lebih pada perlunya satu rancangan dalam mendesaign kurikulum pembelajaran yang efektif dan bisa disampaikan melalui satu metode-metode pengajaran yang tepat. Kelengkapan fasilitas-fasilitas, baik yang bersifat fisik maupun non fisik, dalam mendukung jalannya proses pendidikan juga merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh perguruan tinggi
Sorotan pada Pendidikan kewirausahaan di universitas islam swasta terdapat pada dukungan Universitas khususnya terhadap adanya fasilitas kewirausahaan yang ada di kampus dan kurangnya dukungan adanya mitra luar untuk pengembangan kewirausahaan di dalam kampus. Untuk ini Universitas Islam swasta perlu fokus pada beberapa perbaikan beberapa aspek yang menjadi kelemahan terbangunnya intensi kewirausahaan ini dengan lebih memberi dukungan penyediaan fasilitas untuk menunjang kewirausahaan seperti laboratorium bisnis, inkubasi bisnis ataupun melibatkan mahasiswa dalam penelitian dan pengabdian dalam koridor kewirausahaan. Selain itu terjalinnya mitra strategis dengan pihak luar seperti pengusaha, komunitas bisnis ataupun lembaga kewirausahaan mutlak diperlukan untuk membuka jejaring antara mahasiswa dengan dunia kewirausahaan eksternal melalui peran kampus. Sehingga tidak saja kepercayaan diri mengenai kewirausahaan mahasiswanya meningkat namun juga menumbuhkan sikap kewirausahaan yang positif di kalangan mahasiswanya.
Sikap positif dalam memandang kewirausahaan merupakan salah satu faktor kunci yang paling penting dalam memberikan pengaruh terhadap tumbuhnya Intensi Kewirausahaan mahasiswa universitas Islam Swasta. Sikap pesimis atau negative terhadap kewitausahaan bisa dikontrol dan diperbaiki dengan memperbaiki dan memberi porsi lebih pada kurikulum dengan materi soft skill. Hal ini berguna untuk meyakinkan dan memberi motivasi mahasiswa hingga terbentuk sikap positif mereka dalam memandang dunia usaha. Demikian pula dalam meningkatkan kepercayaan dirinya untuk mampu menghadapi resiko-resiko bisnis termasuk untuk bangkit dari kegagalan. Mengingat universitas ini adalah universitas Islam Swasta maka perlu ditanamkan basis Entrepreneur Islam dimana motivasi seorang wirausaha muslim yang bersifat horizontal dan vertikal perlu mendapatkan tekanan. Sesuai dengan anjuran dalam Islam bahwa memiliki jiwa entrepreneur sangat didukung dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-harinya.
Pada akhirnya secara terintegrasi konsep pendidikan kewirausahaan di universitas Islam swasta harus ditata dan dikaitkan dengan fungsi Tridharma Perguruan tinggi. Hendaknya penerapan kewirausahaan di universitas Islam Swasta tidak hanya difokuskan pada bidang pengajaran. Namun lebih lanjut harus diperluas pada ranah penelitian dan di sebarkan secara praktek pada pengabdian-pengabdian masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, I. G. L. A., & Purnami, N. M. (2016). The effect of entrepreneurship education, self efficacy and locus of control on entrepreneurial intentions. E-Jurnal Manajemen Unud, 5(2), 1160–1188.
Bae, T. J., Qian, S., Miao, C., & Fiet, J. O. (2014). The relationship between entrepreneurship education and entrepreneurial intentions: A meta-analytic review. Entrepreneurship: Theory and Practice, 38(2), 217–254. https://doi.org/10.1111/etap.12095
Bellefleur, D., Murad, Z., & Tangkau, P. (2012). A snapshot of Indonesian entrepreneurship and micro, small, and medium sized enterprise development, 44.
Global Entrepreneurship Monitor. (2017). 2016/17 Global Report. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Hamidi, D. Y., Wennberg, K., & Berglund, H. (2008). Creativity in entrepreneurship education. Journal of Small Business and Enterprise Development, 15(2), 304–320. https://doi.org/10.1108/14626000810871691
Küttim, M., Kallaste, M., Venesaar, U., & Kiis, A. (2014). Entrepreneurship education at university level and students’ entrepreneurial intentions. Procedia – Social and Behavioral Sciences, 110, 658–668. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.12.910
Liñán, F. (2004). Intention-based models of entrepreneurship education. Piccola Impresa/Small Business, 3(1), 1–30. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0007418
Malebana, M. J., & Swanepoel, E. (2014). The relationship between exposure to entrepreneurship education and entrepreneurial. Southern African Business Review, 18(1), 1–26.
Oyugi, J. L. (2015). The mediating effect of self-efficacy on the relationship between entrepreneurship education and entrepreneurial intentions of university students. Journal of Entrepreneurship Management and Innovation, 11(2), 31–56. https://doi.org/10.7341/20151122
Patricia, & Silangen, C. (2017). The effect of entrepreneurship education on entrepreneurial intention: An experimental study on undergraduate business students. Journal of Management Research, 9(3), 72. https://doi.org/10.5296/jmr.v9i3.11282
Rengiah, D. P., & Sentosa, P. D. I. (2014). A conceptual development of entrepreneurship education and entrepreneurial intentions among Malaysian university students. IOSR Journal of Business and Management, 16(11), 68–74. https://doi.org/10.9790/487X-161126874
Suci, A., Suroto, B., & Kuning, U. L. (2015). Model Efektif Pendidikan Kewirausahaan Di Perguruan Tinggi?: Perspektif Di, 1–16.
Wibowo, S., & Satria Pramudana, K. A. (2016). The Effect of Entrepreneurship Education on Entrepreneurial Intensity Mediated by Entrepreneurial Attitudes. Manajemen, 5(12), 8167–8198.