By Be Samyono [17092020-17.13]
[Lanjutan]
Usaikah semua perjalanan dengan pencapaian ini? Ternyata tidak. Seperti pepatah bahwa akhir dari satu perjalanan merupakan awal dari sebuah perjalanan yang lain. Demikian juga keberadaan saya begitu diterima sebagai dosen tetap. Belumlah cukup waktu saya menikmati pencapaian ini, hal lain harus saya hadapi. Ternyata bayangan saya bahwa mengajar adalah satu-satunya tugas pokok seorang dosen adalah sebuah kesalahan. Ada hal lain yang menjadi kewajiban untuk dilakukan apalagi kalau bukan penelitian dan pengabdian masyarakat.
Dalam perjalanan karir saya sebagai praktisi selama ini tak pernah sekalipun saya melakukan sebuah pengabdian masyarakat apalagi penelitian. Membayangkanpun tidak pernah terlintas. Tantangannya justru keduanya kini menjadi tugas pokok yang setiap semesternya harus saya tunaikan. Terlihat dalam bayangan saya bahwa muara itu tidaklah secepatnya membawa air menuju laut namun justru kembali air itu mengumpul mencari muara-muara baru. Menjadi awal keinginan yang baru. Disaat itu saya justru tertantang untuk menaklukkan kesulitan itu meski saya merasa ini bukanlah keahlian saya. Meski ini adalah hal baru yang membuat saya harus merangkak dan mempelajarinya dari nol.
Jauh dari lubuk hati saya melihat hal ini sebagai satu konsekwensi karir dan tanggung jawab profesi yang telah saya pilih. Tidaklah akan tahu bagaimana hasilnya bila saya tidak pernah mencobanya. Hingga perlahan saya mulai belajar pada sesama dosen, membaca dan mencoba menerapkannya pembelajaran saya akan penelitian dan pengabdian masyarakat itu disesi bimbingan skripsi mahasiswa hingga mengikuti beberapa hibah internal maupun eksternal universitas.
Saya hanya berprinsip bahwa kesulitan itu hanya ada dalam persepsi kita sendiri. Karena saat kita mampu menari bersama kesulitan itu, kemudahanlah yang menjadi upahnya. Setidaknya saya berusaha untuk mencoba berbagai hal untuk mengukur batas kemampuan saya dan menilik apakah saya cukup mampu serta bisa menikmati semua proses yang saya jalani ini. Karena disinilah saya akan mengevaluasi pada akhirnya apakah saya cukup tepat menjalankan karir baru ini. Karir sebagai dosen.
Usaha tidaklah menghianati hasil. Pembelajaran saya rupanya tidaklah lama. Salah satu tolok ukur adalah adanya hibah penelitian dan pengabdian masyarakat yang berhasil saya peroleh dari Dikti. Dan sempat mendapatkan apresiasi Best Paper untuk ajang seminar Nasional. Bagi saya pencapaian kecil ini bukanlah ajang pembuktian kepada orang lain, Namun lebih pada untuk meningkatkan kepercayaan diri saya bahwa saya layak untuk menjadi mentor bahkan menjadi pendidik daripada hanya menjadi seorang pengajar.
Perjalanan saya telah sampai kembali pada muara-muara baru karir saya. Di titik ini saya menyadari bahwa tidak ada keinginan menjadikannya sebuah akhir muara perjalanan. Sebaliknya saya berupaya kembali mengumpulkan titik-titik hujan keinginan baru, menggali sungainya dan mengalirkannya pada muara-muara lain yang menjadi target keinginan saya. Dengan demikian hidup saya menjadi lebih termotivasi untuk selalu berkembang dan menebar makna dan hal positif. Terlebih disaat saya telah diberikan satu tempat berkarir yang masih terbuka lebar untuk berkesempatan membangun sinergi dan mengembangkan potensi dengannya.
Karena pada hakekatnya keberadaan saya disini bukanlah menghitung dan menilik apa yang kita dapatkan dari institusi ini namun seberapa besar makna yang telah saya berikan baik kemarin atau esok hari. Dan memberikan sebuah legacy sebagai pondasi perbaikan pada institusi ini selalu saya anggap sebagai alas di setiap setiap langkah dan pada keputusan saya kerja saya. Semua ini saya anggap sebagai pengingat sederhana yang selalu saya tujukan pada diri saya sendiri. Lebih besar dari itu, hal ini juga merupakan satu bentuk rasa syukur dan terima kasih atas keberadaan dan karir saya di UAI sebagai salah satu muara yang diberikan dalam hidup saya
Biodata:
Be Samyono (www.be-samyono.com) adalah nama pena yang selalu dipakai oleh Bambang Eko Samiono pada beberapa tulisan popular kolaborasinya bersama komunitas blogger yang akhirnya menjadi identitas yang selalu digunakan pada web, microblog maupun media sosialnya. Selain pada dunia jurnalistrik ketertarikannya pada traveling, dan kuliner membawanya menikmati hidup dengan rasa syukur dan pemikiran positif disamping kesibukan sehari harinya mengajar entrepreneurhip serta paktisi sumber daya manusia yang digelutinya.