Direktur Direktorat Kerjasama UAI, Dr. Bambang Eko Samiono, S.T., M.M., CHRP, Rasyid selaku Owner Gue Girang dan Zulfikri dari bebek slamet bertindak sebagai narasumber. Acara yang diadakan pada Rabu (06/10) mendapatkan antusias luar biasa dari audiens yang hadir, bahkan pertanyaan yang ada pada kolom chat juga terus menerus meningkat. Turut hadir Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia, Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc beserta jajaran turut serta menhadiri acara ini.
Business Launching XIII
Business Launching yang ke 13 ini mengusut tema “Creative & Entrepreneur” dengan judul “From Hobby to Money”. Acara ini akan diselenggarakan secara online melalui platform Zoom Cloud Meeting dengan cara Talkshow. Kami mengusul judul tersebut karena melihat narasumber yang membuka usahanya melalui hobby mereka sendiri maka dari itu kami mengundang mereka untuk mengisi acara Business Launching ke 13 ini. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai wadah untuk membangun kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan peluang dari hobby.
Alat Respirator Temuan UAI
Harapan terhembus optimis dari rekan-rekan Fakultas Sains dan Teknologi UAI dengan berhasilnya Alat Low Cost & Comfortable Respirator Rakyat (LCC-Respira V.01) karya tim dosen FST mendapat sertifikat lulus uji dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan RI pada 11 mei 2020. Dilansir beberapa situs berita [………].
UAI Business Launching #8
Perjalanan 8 tahun Business launching merupakan perjalanan yang patut di apresiasi, tidak saja menunjukkan konsistensi namun juga perkembangan kualitas dan skala eventnya. Selain itu patut pula diapresiasi bagaimana Univ. Al Azhar berkomitmen dalam pengembangan wirausaha di Indonesia sesuai dengan visinya sebagai Entreprising University. Memberi wadah dan pendidikan yang mumpuni untuk terciptanya entrepreneur yang berkarakter islami […….]
UAI Business Launching #7
Entrepreneurship lebih dari sekadar memulai sebuah bisnis. Entrepreneurship, dalam arti luas, adalah jawaban terhadap munculnya berbagai persoalan sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup yang terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk di negara kita. Di tengah dunia yang berubah begitu cepat, semangat dan jiwa kewirausahaan sangat dibutuhkan setiap organisasi, utamanya dalam menciptakan peluang-peluang baru, menawarkan solusi, dan kolaborasi […….]
JK3 Festival #1 Universitas Al Azhar Indonesia
Telah 3 semester saya memegang kelas Matakuliah Universitas: JK3 (penumbuhan jiwa kepemimpinan, kewirausahaan dan korporasi). Menariknya matakuliah ini diberikan kepada seluruh mahasiswa secara parallel 6-10 kelas secara bersamaan dari berbagai fakultas dengan satu tujuan yang tertera di singkatannya. Yaitu salah satunya membentuk entrepreneurship. Tak hanya teori praktekpun dilaksanakan untuk memberikan[…….]
Practical Workshop & Bazaar : BL#5 UAI + FBM TDA Jaksel
Mahasiswa sebagai agen penggerak perubahan di negeri ini yang akan memegang estafet kepemimpinan di masa mendatang, harus berperan aktif untuk menjadi pelopor terbentuknya perekonomian nasional yang tangguh. Oleh karena itu sudah saatnya dilakukan perubahan paradigma berpikir dikalangan mahasiswa. Yaitu dari pola pikir sempit mencari kerja setelah lulus kuliah menjadi pencipta lapangan kerja yang berbasis pada penciptaan usaha kecil dan menengah, sehingga Indonesia dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Untuk itu dibutuhkan pengetahuan dan kemampuan wirausaha yang dirintis sejak dari bangku kuliah. Kemampuan wirausaha ini merupakan modal dasar bagi seseorang yang ingin bergerak di bidang usaha tertentu.
Dari data statistik dinyatakan hanya 20% bisnis yang berjalan akan bertahan ditahun pertama. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya diberikan pembekalan baik berupa peningkatan keahlian maupun kemampuan manajerial bagi startup bisnis. Hal ini diupayakan untuk memperkokoh stabilitas kemampuan startup bisnis. Tidak hanya sekedar motivasi atau peningkatan awareness mengenai kewirausahaan […….].
Coaching? Perlukah Saya?
Pernahkah anda merasakan bahwa sebenarnya sudah begitu banyak ilmu yang anda punya. Bukan itu saja, tidak terbilang pelatihan yang anda ikuti, acara diskusi, sharing bahkan mungkin kunjungan bisnis. Namun di saat yang bersamaaan anda merasa seakan ada yang kurang sehingga anda tidak bisa mengimplementasikan semua yang anda punya dalam proses bisnis anda. Entah dengan alasan ilmunya harus disesuaikan dengan bisnis anda dahulu, ilmu tidak sesuai dengan level bisnis anda ataupun begitu banyak ilmu sehingga anda kebingungan sendiri atau urusan klasik tidak adanya waktu. Ibarat kata, anda mempunyai banyak senjata untuk menembak sasaran anda tapi anda tak tahu harus menggunakan senjata yang mana, bagaimana cara menggunakannya dan apa yang harus anda lakukan kemudian serta sederet pertanyaan lain. Akhirnya yang terjadi adalah sesuatu yang mudah ditebak. Anda berjalan kembali tanpa ilmu itu.
Itulah yang awalnya saya pikirkan saat menjadi Mentor di KMB TDA Jakarta Selatan. Dalam try dan error guna mendapatkan system yang tepat untuk menjalankan program mentoring saya menemukan permasalahan mendasar. Keragaman bisnis yang ada diantara anggota mentoring, keragaman level bisnis yang ada, juga kebutuhan yang berbeda akan program mentoring ini menjadikaan satu kesimpulan bahwa pendekatan yang heterogen perlu dilakukan. Agar efektifitas program bisa berjalan dan tiap anggota bisa memperoleh manfaat maksimal untuk bisnisnya. Beruntungnya ada satu kesamaan yang mereka punyai yaitu mereka sama-sama mempunyai senjata seperti gambaran diatas namun sama sama tidak tahu bagaimana menggunakannya. Dan Coachinglah saya pikir akan menjadi cara yang tepat guna membantu anggota mentoring mendapatkan solusi terbaik bagi permasalahannya ini. Metode Coaching inilah yang di beberapa pertemuan terakhir mulai saya terapkan di KMB yang saya bina. Terlihat sejauh ini efektifitas dalam penyampaian program jelas menunjukkan peningkatan dan perubahan. Disamping itu challenge yang dirasakan oleh anggota secara psikologis akan membuat mereka terpacu untuk mengikuti program ini hingga usai. Karena tantangan diletakkan di tangan mereka.[…….]
UAI Business Launching #3
Tantangan besar muncul dalam pelaksanaan Business Launching #3 Jurusan Ekonomi Manajemen Universitas Al Azhar Indonesia tahun ini. Jumlah peserta matakuliah Proyek Bisnis 2 yang membludak hingga 21 orang karena penggabungan konsentrasi Marketing & Kewirausahaan yang berakibat malah menjadi sedikitnya usaha sendiri yang dijalankan membuat BL #3 nyaris ditiadakan. Kondisi ini juga di barengi dengan ketidak siapan mahasiswa untuk mengikuti kurikulum PB2 mengingat beberapa matakuliah pendukung belum mereka ambil seperti PB1 dan Studi kelayakan Bisnis. Hingga akhirnya ada penyesuaian dalam matakuliah PB2 untuk mengakomodasi beberapa kekurangan ini.
Tercatat 17 Usaha dilaunching dalam acara BL #3 kali ini. 30% merupakan sendiri, 10% usaha dengan partner/keluarga dimana mereka akan join dalam usaha tersebut dan sisanya adalah usaha dimana mereka melakukan observasi sebagai marketing saat ini […….]