Anggota TDA Jaksel-kah Saya?

Sempat seorang rekan menanyakan kepada saya mengenai status keanggotaan di TDA Jaksel. Pertanyaan mengenai siapakah sebenernya yang disebut anggota TDA jaksel tersebut dan apakah benefit yang didapat dari  keanggotaan TDA Jaksel?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut saya sedikit menggambarkan bahwa Komunitas TDA ini merupakan komunitas yang terbentuk dari chanel online.  Sama halnya dengan TDA Jaksel sendiri.  Maka bila menengok angka yang ada di milist online seperti di milist yahoo, anggota TDA jaksel tercatat 250 orang sementara di milist FB terdapat 105 orang.  Namun yang menjadi pertanyaan apakah ini adalah yang disebut dengan anggota TDA Jaksel? […….]

Continue Reading

Membangun Pondasi TDA Jaksel Melalui KMM

KMM adalah Core Komunitas TDA! Pendapat ini tidak bisa dipungkiri. Karena sebagai wadah kegiatan, KMM-lah inti dari semua kegiatan di TDA termasuk juga di TDA Jaksel.  Menanggapi hal tersebut program kerja pengurus tahun ini menitik beratkan pada optimalisasi kegiatan KMM, mengembangkan pembentukan KMM baru serta kaderisasi.  Langkah pertama yang dilakukan cukup strategic yaitu mengumpulkan data keanggotaan melalui milist.  Hasilnya sangat menakjubkan.  Hampir 50% anggota baru terjaring.  Utamanya melalui TDA Forum yang akhir tahun lalu dilaksanakan.

Tanggal 26 Februari kemarin Acara Restrukturisasi dan Pembentukan KMM TDA Jaksel di laksanakan.  Tak kurang dari 20 undangan hadir termasuk kehadiran Pak Hertanto perwakilan TDA Pusat yang membawahi Pengelolaan Mastermind.  Materi pembekalan KMM dilakukan mengingat banyaknya peserta baru.  Tidak saja membahas bagaimana suatu KMM bisa terlaksana namun juga strategi sukses untuk ikut dalam satu komunitas.  Diakhir acara KMM baru dibentuk […….]

Continue Reading

Langkah Sinergi Di Awal tahun 2011

By Be Samyono (29012011.23.10)

Kabar sukses mulia terbetik dari Konggres TDA Jaksel 2011.  Tidak saja kabar kesuksesan menggelar acara sharing knowledge yang menghadirkan bapak Fauzi Rahmanto. Melainkan juga kesuksesan mengkerucutkan hasil sarasehan pengurus TDA Jaksel dan menutupnya dengan mengukuhkan kepengurusan untuk periode 2011.  Pondok Citra Saung Lesehan yang terletak di Jatiasih ternyata tidak menjadi penghalang bagi 24 rekan untuk hadir meski bisa dibilang bukan jarak yang dekat.  Dan ini semua menjadi semakin marak karena kehadiran anggota-anggota baru yang memberi warna dan nafas dinamika baru dalam komunitas.

Saya pribadi menyampaikan kebanggaan atas effort untuk pelaksanaan acara ini dan salut atas kebersamaan yang selalu menjadi karakter TDA Jaksel.  Ucapan terima kasih saya sampaikan atas amanah dan kepercayaan rekan-rekan yang mengembankan pucuk langkah ini di tangan saya beserta keseluruhan team (Pak Idham : Divisi KMM, Pak Ridwan: Divisi Bisnis, Pak Hendra + Pak Yudanto: Administrator) dan pengurus tetap Bu Siska & Bu Salma di Keuangan dan kesekretariatan.  Satu penghargaan yang besar bagi Pak Tjarli dan rekan rekan pengurus sebelumnya yang telah meletakkan pondasi yang kukuh bagi rumah yang menjadi tempat beraktifitas ini.  Saatnya bagi kita untuk bersama mengeratkan langkah guna menjadikan rumah yang telah ada ini bermakna lebih, baik fungsi maupun  manfaatnya. Utamanya bagi katalisator bisnis anggota didalamnya […….]

Continue Reading

Rencana Bisnis Pentingkah?

Kembali saya datang kepagian ke Jatipadang, tempat “markas” TDA Jaksel menggelar acara rutin kelas edukasi internal. Effort saya biasanya berlipat bila satu event digelar di hari sabtu atau minggu karena lokasi rumah berada di Jakarta Timur. Tapi beruntung sabtu 27 Februari kemarin jalanan cukup lengang dan semangat saya untuk hadir memberikan efek positif pagi itu. Ini kali kedua TDA Jaksel menyelenggarakan kelas edukasi internal sebagai pendalaman level Kelompok Mastermind. Mengambil tajuk Key Performance Indicator dengan penyaji Pak Tjarlie Suhendra, permasalahan workbook sebagai guiding bisnis akan dikupas tuntas untuk memantau key performance usaha kita. Bergilir 15-an rekan hadir dan mulai membarakan semangat berinvestasi dalam hal knowledge.

Tidak ada bisnis yang jalan di tempat. Karena hanya ada bisnis yang maju ataupun mundur. Permasalahannya bagaimana kita mengetahui posisi keberadaan bisnis kita bila kita tidak meletakkan instrument guna menilai, mengevaluasi dan mengukurnya. Seringkali bisnis berjalan baik-baik saja karena mata kita tak pernah mampu melihat lingkungan internal maupun eksternal kita. Lingkup kenyamanan membuat kita lupa untuk mengukur dimana posisi bisnis kita atau malahan lupa untuk membawa kemana sebenarnya bisnis kita ini diarahkan. Hingga bisa jadi saat kita berfikir bisnis kita jalan ditempat sebenarnya kita sudah jauh tertinggal karena competitor kita telah berlari. Balance Score Card merupakan salah satu instrument yang bisa digunakan sebagai kompas guna memberikan evaluasi dan penilaian atas perjalanan bisnis kita.[…….]

Continue Reading

Horisontal ataukah Vertikal?

Kehadiran Pak Taufan yang lama menghilang dari KMM 5 terobati hari ini, beliau datang hampir bersamaaan dengan saya yang datang kepagian. Pertemuan yang sedianya bertempat di pizza hut TIS Square Tebet ternyata harus dipindahkan ke Citrus Cafe begitu kami lengkap berlima hanya karena kami sama-sama tak terbiasa dengan lidah Italia. Pak Idham sebagai leader in charge hari ini membuka pertemuan dengan diskusi mengenai arah pengembangan suatu bisnis secara vertikal maupun horisontal. Pak Hario, Pak hendra, Pak taufan dan sayapun segera saling bersahut untuk mendiskusikannya.

Bisa ditebak kami dalam berbisnis lebih banyak melakukan strategi vertical saat pengembangan usaha diperlukan. Strategi bisnis dari hulu ke hilir dirasa paling tepat bagi pengembangan bisnis mengingat resiko yang kecil karena bisnis bersandar pada core competensi mula yang sudah berjalan dan teruji. Disamping itupun pemanfaatan sumber daya dan faktor faktor produksi yang telah ada bisa dimaksimalkan […….]

Continue Reading

Menghadapi Permasalahan Bisnis

Lima Rekan telah berkumpul disaat saya menjadi yang terakhir yang datang. Menghindari 3in1 ternyata membawa saya harus melalui rute panjang untuk mencapai Pejaten Village tempat kami KMM 5 mengadakan pertemuan hari ini. Times menjadi pilihan kami kali ini dan sayalah yang menjadi Leader in Charge. Saya lihat Pak Idham, Pak hendra, Pak Syamsul, Pak Haryo dan Pak Khidir telah nyaman berada di sofa panjang di tengah void mall ini. Sepertinya kami salah memilih tempat karena tempat ini lumayan berada di tengah lobby dan sangat mencolok hampir menyerupai panggung talk show. Namun itu bukan masalah yang besar karena lima menit kemudian kami telah seru membahas topik hari ini berupa MENGHADAPI PERMASALAHAN BISNIS tanpa terganggu suasana sekelilingnya.

Satu hal yang mencengangkan ternyata permasalahan bisnis kali ini lebih banyak menyorot mengenai permasalahan yang ditimbulkan oleh partner bisnis. Tidak saja dalam hal operasional namun juga masalah relationship dengan partner. Dan pembicaraan mengerucut pada mengatasi permasalahan bila bermasalah dengan partner bisnis. Yang mengejutkan hampir semua rekan KMM5 pernah menghadapi masalah dengan partner bisnisnya utamanya. Mulai dari kasus ditipu, dikhianati bahkan perselisihan yang seringkali merugikan baik secara moral maupun material [……..]

Continue Reading

Saatnya Membangun Kolaborasi

Hari ini saya mencoba membangunkan diri saya yang mestilah telah tersadar hari minggu lalu saat hasil raker TDA Jaksel tersampaikan lewat Milis. Tapi saya tak dapat beranjak karena saya masih dikerjar mimpi date line giatan kampus dalam menyiapkan mahasiswa saya launching bisnisnya. Juga saya masih dipenuhi dengkuran keriuhan komunitas tenis saya dalam menyiapkan pendaftaran anggota baru dan kegiatan Charitynya di sebuah panti asuhan bulan depan.

Semangat untuk kembali melakukan action dan berorganisasi dalam tubuh TDA Jaksel sepertinya terbarakan dalam raker sabtu lalu di kediaman Ibu Salma. Tidak saja kegiatan rutin dan media komunikasi yang menjadi bahasan. Pembentukan kepengurusan pun menjadi agenda penting. Sebagai organisasi yang menjadi tumpuan kegiatan rekan-rekan TDA di wilayah Jakarta selatan memang sudah waktunya kepengurusan dibentuk. Tidak saja agar system organisasi bisa terbentuk dan digerakkan hingga memekarkan kinerja yang produktif namun juga sudah saatnya organisasi yang makin besar ini bisa mengelola dirinya secara professional […….]

Continue Reading