By Be Samyono [05092011-10.56]
Tak dipungkiri beberapa kali tercatat ketidak konsistenan merambah pada penulisan blog ini semenjak dibuat. Alasan klasik, sibuk. Dan alasan yang tak dapat ditolerir adalah kemalasan. Sementara kebosanan menjadi alasan yang menggantung menginat tulis menulis adalah sebuah passion bagi saya. Saya tak ingin mencari kambing hitam. Selain menerimanya sebagai siklus kesadaran saya dipalingkan pada tujuan saya membangun blog ini. Bukan untuk popularitas. Menulis adalah wujud lain dari pembelajaran kedisiplinan buat saya. Bila ujungnya demikian maka saat kurva semangat itu menurun tak ada yang lebih baik kecuali menyadarkan diri dan bersemangat untuk berjalan di garis tujuan.
Mungkin pertanyaaan yang terbesar bukan lagi kenapa fluktuasi dalam menulis terjadi. Namun kini lebih pada Bagaimana agar konsistensi dalam menulis terjaga. Saya orang yang cukup procedural dan saya yakin bukan hal yang sulit bagi saya untuk membuat jadwal menuliskan prioritas bahkan sekaligus menjalankannya. Namun saya rasa bukan disitu permasalahannya.
Beberapa waktu belakangan ini saya dihadapkan pada masa didepan saya. Target, keinginan, rencana baru dan segudang hal-hal yang ingin saya lakukan sebelumnya. Saat saya melangkah ternyata saya diharuskan menoleh. Dibelakang begitu banyak hal-hal lama yang justru menjadi ganjalan. Pekerjaan yang belum terselesaikan, ilmu yang tak lagi terasah dan diimplementasikan, hal-hal kecil yang belum sempurna dan segala macam belenggu lain yang harus diurai. Ujungnya mudah ditebak. Saya kehabisan waktu untuk menyelesaikan itu semua. Saya juga tidak punya tenaga untuk melakukan banyak hal baru lagi. Seakan semua pekerjaan seperti bilangan yang harus diberi pangkat dan sebesar itulah beban saya.
Bila ada kalkulator yang mampu menghitung hal ini dan menghasilkan output kinerja saya yakin bahwa hal yang terjadi ini sangatlah tidak efisien. Terlebih bila saya tidak membarenginya dengan kerja keras dan efektif. Bisa ditebak bagaimana tidak bergunanya apa yang saya lakukan dalam hidup ini. Saya tidak menginginkan ini.
Dalam ilmu manajemen waktu jelas bahwa membuat prioritas pekerjaan amatlah penting dan menjadi kunci. Namun bila melihat kasus ini bisa terlihat bahwa semua prioritas bagi saya. Ini jalan buntunya. Coba kita urai, bila saya masih mempunyai banyak prioritas tentunya ada yang tidak benar dalam hal ini. Bisa jadi saya menuju ke tempat yang saling berbeda dengan keinginan mencapainya secara maksimal. Sehingga bisa ditebak konsentrasi saya menjadi terbelah. Pelan namun pasti saya seakan menemukan Jawabnya. Saya kehilangan FOKUS! Inilah masalah yang sebenarnya.
*****
Saya terkejut! Ternyata saya mampu untuk mengcoach diri saya sendiri. Menemukan jawab atas permasalahan saya. Membiarkan pertanyaan mengalir dan mencari jawab di setiap kemungkinan. Coaching sendiri merupakan satu proses meningkatkan kinerja atau memecahkan permasalahan. Saat baris pertama tulisan ini saya goreskan saya tidak menyangka akan ada ending yang merupakan solusi. Mungkin anda bisa mencoba cara yang telah saya lakukan atau bila permasalahan anda hampir sama dengan yang saya hadapi anda tak usah repot. Kita telah sama sama menemukan Jawaban atas permasalahan realnya. Toss! PR sekarang adalah bagaimana saya berusaha untuk focus J. Saya rasa ini bukan hal yang mudah. Dimana saya harus melepas banyak hal yang saya lakukan dan saya sukai selama ini.
1 comment
yaa., bener banget tuh boss… 😀